Rabu, 26 Maret 2014

Mengenali Jawa barat

Rumah Adat Jawa Barat


Sejarahnya:
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Jika Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang.[2] Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.
Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun internasional.


  • RUMAH ADAT JAWA BARAT (SUNDA)


Seperti halnya rumah-rumah adat yang lain pada umumnya, Rumah Adat Jawa Barat umumnya dibangun menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, ijuk, daun kelapa, sirap, batu, dan tanah. Selain itu, bangunannya tidak berdiri langsung di atas tanah, melainkan berbentuk rumah panggung. Tujuannya adalah melancarkan sirkulasi udara sekaligus menghindari serangan dari binatang buas.

Tinggi panggung rumah-rumah khas Parahyangan ini biasanya sekitar 40 hingga 60 cm di atas permukaan tanah, cenderung dilengkapi geladak berupa tangga serta teras depan. Uniknya, bentuk atap pada Rumah Adat Jawa Barat memiliki perbedaan pada tiap-tiap wilayah Tanah Sunda.


  • RUMAH KASEPUHAN SUNDA


Bentuk atap atau kalau orang sunda menyebutnya (suhunan), Beberapa Rumah Adat Sunda dibuat untuk menyesuaikan dengan keadaan alam serta kebutuhan masyarakatnya. Beberapa model rumah khas Parahyangan dilihat dari atapnya adalah suhunan jolopong atau regol, suhunan tago, suhunan badak heuay, suhunan perahu nangkub, suhunan capit gunting, suhunan julang ngapak, suhunan buka palayu, dan buka pongpok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar