Selasa, 01 April 2014

Cerpen Bermimpi Denganmu

Bermimpi Denganmu

“kak… apa kakak percaya dengan keajaiban?” tanya Anisa pada kakaknya. “Anisa keajaiban itu hanya ada dalam mimpi!” jawab Reza dengan meneteskan air mata, karena melihat adiknya yang tidak berdaya. Reza mengingat kejadian dua tahun lalu, karena gempa yang sangat besar kedua orang tua Reza dan Anisa meninggal dunia. Dan karena gempa itu juga anisa kehilangan kedua kakinya. “Anisa.. allah telah memberikan keajaiban kepada kakak yaitu seorang adik yang cantik dan baik seperti kamu, kakak ngak perlu keajaiban lainnya yang kakak inginkan hanya terus bersama kamu” Reza memeluk karena merasa kasihan melihat adiknya seperti ini. “Kak aku ingin sekali mimpi-mimpiku terujud, tapi kenapa allah tidak mengizinkan?” Anisa kesal dengan keadaanya. “sudahlah Anisa hanya belum saatnya, suatu hari nanti pasti ada hari baik untukmu Allah itu baik Anisa..” Reza semakin erat memeluk adiknya.

Jauh di atas sana Reza dan Anisa memandang anak-anak yang bermain di bawah sana. “kak aku ingin barada di surga bersama kakak, aku ingin membangun sebuah rumah yang besar di sana” ujar Anisa sambil tersenyum pada kakaknya, Reza semakin erat menggenggam tangan adiknya seakan tidak mau berpisah. “kak kalau Allah baik aku mau meminta sesuatu..” Reza bingung dengan perkataan adiknya. “kamu mau minta apa?” tanya Reza. “aku mau malam ini bermimipi denganmu, kak.. malam ini saja!” Anisa memandang anak-anak yang sedang bermain tadi dengan senyuman. “Anisa jangan bilang seperti itu kita akan sama-sama mewujudkan mimpi mu… tidak akan pergi sendirian jika kamu pergi maka kakak juga akan pergi menemanimu.. kakak akan selalu ada di sampingmu..!” jawab Reza meyakinkan adiknya kalau mereka akan terus bersama. “kakak serius…?” tanya Anisa pada kakaknya. “iya Anisa kalau kamu pergi bawalah aku… aku mohon Anisa… bawalah aku..” pinta Reza kepada adiknya.

Di bawah sana Ibu angkat Reza menangis melihat Reza di bawa ke rumah sakit. “Reza… Reza bangun sayang… Ibu mohon… baungunlah…” Ibu Reza menangis melihat anaknya mengeluarkan darah yang sangat banyak. “sudahlah Bu.. anak Ibu tidak bisa kami selamatkan lagi… kecelakaan itu membuat kepala Reza terbentur dengan keras dan ia juga banyak kekurangan darah” ujar dokter yang memeriksa Reza. “dokter semua ini salah saya, seharusnya saya tidak memaksa Reza untuk ikut bersama saya.. Reza maafkan ibu… aku adalah ibu paling jahat untukmu sayang… maafkan ibu.. jika allah mengizinkan kau hidup lagi.. ibu janji akan menjadi ibu terbaik untukmu.. ibu mohon Reza bangunlah…”

Hati Reza menjadi bimbang ia sedih melihat ibu angkatnya begitu menyayanginya, tapi ia harus pergi untuk menemani adiknya. “kak sebaiknya kakak kembali, aku sedih melihat ibu kakak seperti itu..!” Anisa menatap kakaknya. “tapi Nisa bagaimana dengan mu? kakak sudah berjanji untuk bisa mewujudkan mimpimu”
“tidak kak mimpi seorang ibu lebih mulia dari mimpiku kak… kembalilah dan peluk ibu mu kak… aku mohon..” pinta Anisa pada kakaknya. “kan kakak yang bilang kalau Allah akan selalu menjagaku disini.” “Baiklah Anisa…” Reza pasrah atas permintaan adiknya. “baik-baik ya kak..”

“Ibu…” sapa Reza kepada Ibu angkatnya yang tertidur di samping Reza. Ibunya terkejut “Reza kamu sadar nak… terima kasih Ya Allah kau telah mengabulkan doaku” Ibu angkat Reza memeluk Reza dengan erat dan tak sanggup menahan tangisnya
tiba-tiba muncul bayangan Anisa “kak… kakak benar Allah memang baik.. aku senang disini kak… aku baik-baik saja kakak tidak usah memikirkanku lagi..” salam terakhir Anisa. Mendengar itu Reza merasa bahagia. Allah telah memberikan kebaikan yang paling indah untuknya. Reza berkata “Anisa kakak akan terus bermimpi denganmu…”

Cerpen Karangan: Dea Safarina

Facebook: dea safarina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar